Friday, April 25, 2008

Kisah ndaray : Ajbentol - Bab I




Bab I
MUNCULNYA AJBENTOL

Suatu malam, terlihat seorang kakek di tengah lautan. Kelihatannya ia sedang mencari sesuatu. Ternyata ia adalah seorang nelayan. Dan nelayan itu adalah Yani, si nelayan laut. Dia hidup pas-pasan, tidak seperti teman-temannya yang lebih miskin daripada dia.

Suatu hari, ia sedang mencari ikan di laut. Tidak jarang ia menemukan barang-barang yang aneh di lautan. Kadang-kadang ia mendapat sepatu bot, topi SD, dasi, tali pinggang, kaus kaki dan lain-lain. Suatu ketika ia mendapat sebuah tas. Ia tidak tahu apa isinya. Dan ia mengambil tas itu dan langsung pulang.

Dalam perjalanan pulang, Yani melihat pohon jambu. Ia melihat banyak sekali buah jambu disana. Dan ketika ia melihat pohon jambu itu dari dekat, tiba-tiba ada satu buah jambu yang jatuh tepat di atas kepalanya. Ia melihat jambu itu, dan ternyata jambu itu bentuknya lain daripada yang lain. Bentuknya seperti jambu pada umumnya, tetapi ada gigi berlubang di tengah pada bawah buahnya. Selain itu ada tahi lalat di sebelah kanan hidungnya. Ketika Yani hendak mengambil buah jambu itu, tiba-tiba dari tas yang ia bawa tadi keluar seperti cairan berwarna hijau. Lalu cairan itu menumpahi jambu yang hendak ia ambil itu. “Wah, jambunya jadi kotor”, kata Yani. “Lebih baik aku bersihkan dan membawa jambu ini ke rumah”. Setelah ia membersihkan jambu itu ia mengambil lagi jambu-jambu yang ada di pohon itu sampai habis.

Setelah sampai di rumah, ada perasaan yang tidak enak pada hati Yani. Ia terus memikirkan jambu yang tertumpah oleh cairan hijau itu. Ia berusaha tidak memikirkannya dan ia langsung tidur.

Keesokkan harinya, Yani hendak makan jambu yang ia ambil kemarin. Ketika sudah sampai di tempat ia menyimpan jambu itu, ia melihat jambu-jambu itu sudah tidak ada, dan di situ terlihat hanya sebuah jambu yang sangat besar. Jambu itu mirip sekali dengan jambu yang tertumpah oleh cairan hijau itu. Ketika ia mendekati jambu besar itu, tiba-tiba jambu itu meledak. “DUARRR!”, Yani terpelanting keluar. Yani tidak mengalami luka yang sangat parah, hanya luka di bagian lutut. Yani berusaha berdiri, dan ia melihat di balik asap dekat jambu itu meledak sesosok makhluk yang keluar dari balik asap itu. Makhluk itu ternyata seorang manusia yang berhidung seperti jambu, ada tahi lalat di sebelah kanan bawah matanya giginya berlubang di tengah. Makhluk itu mendekati Yani dan tiba-tiba makhluk itu berubah menjadi bayi. Yani memberi nama bayi itu Ajbentol.

Karena Yani orangnya penyibuk, maka Yani membuang Ajbentol ke sebuah pulau terpencil, yang bernama pulau Soren. Pulau Soren ialah tempat yang paling angker di dunia, dan pulau Soren itu adalah tempat berguru para orang sakti dari seluruh dunia. Ajbentol dibuang di sebuah gubuk kecil dekat pesisir pantai pulau Soren. Saat dibuang Ajbentol diselipkan secarik kertas yang berisikan tentang namanya.

Ajbentol diasuh oleh penduduk sekitar Soren, yaitu I Win, orang ketiga yang paling disegani di pulau Soren setelah saudaranya I Wan dan I Wen. Di pulau Soren, gelar ‘I’ ialah gelar orang yang paling sakti di pulau Soren.

Ajbentol diajari ilmu kanuragan, ilmu beladiri, dan ilmu matematika. Ajbentol diasuh dan belajar di pulau Soren selama 10 tahun. Pada umurnya tepat 12 tahun, terjadi sebuah bencana besar yang melanda pulau Soren. Bencana itu adalah datangnya monster laut yang bernama Sab’Rakh, monster berbentuk naga yang menjadi monster yang paling ditakuti di pulau tersebut.

Tiga bersaudara I Win, I Wan dan I Wen tidak tinggal diam. Mereka menggabungkan seluruh tenaganya untuk mengalahkan monster tersebut. Ketika monster itu menuju ke perumahan, I Win berteriak, “I Wan! I Wen! Cepat selamatkan penduduk! Kita sekarang dalam bahaya besar!”. Lalu I Wan berkata, “Lalu bagaimana denganmu ?!”, I Win berkata, “Jangan pedulikan aku! Selamatkan penduduk! Cepat!”. I Wan dan I Wen segera menyelamatkan penduduk. I Win tetap berusaha sekuat tenaga. Pada saat kekuatan I Win mulai habis, datanglah Ajbentol menyelamatkan I Win dari atas langit. Dengan kekuatannya, I Win kembali pulih dan kembali berjuang. I Win heran mengapa Ajbentol menjadi sangat kuat. Ketika I Win hendak bertarung kembali, Ajbentol melarangnya dan Ajbentol yang akan bertarung melawan monster itu. I Win khawatir akan keadaan Ajbentol nanti.

Ajbentol berdiri tepat di depan monster Sab’Rakh. Ia menyuruh tiga bersaudara I Wan, I Win dan I Wen serta penduduk pulau Soren untuk pergi ke tempat yang aman. Setelah semuanya pergi, tinggal Ajbentol dan monster Sab’Rakh, Ajbentol berkata, “Hei monster! Apa gerangan kau menyerang pulau ini!!”. “Aku menyerang pulau ini karena aku pernah disiksa di sini. Yang menyiksaku itu ialah para orang paling sakti di pulau ini. Jadi aku ingin memusnahkan mereka dan menghancurkan pulau ini!!!”, kata monster itu. “Kalau kau ingin membunuh mereka dan menghancurkan pulau ini, silahkan. Tapi langkahi dulu mayatku!!!”, kata Ajbentol sambil berlari menyerang monster itu. “Jurus Nap’as ‘Api!!!”, monster itu menyerang Ajbentol. Ajbentol mengelak, dan ia menyerangnya, “Jurus Puk’Ulan Sa’ti”, monster itu terkena jurusnya di lehernya. Jurusnya itu membakar lehernya sampai dia mati. Dan Ajbentol meraih kemenangan pada pertarungan pertamanya.

Setelah Ajbentol mengalahkan monster Sab’Rakh yang ditakuti penduduk pulau Soren itu, Ajbentol diberi gelar ‘Ajbentol ‘Si Jambu Sakti dari Soren’’. Dan Ajbentol berpikir untuk mengembara ke seluruh dunia untuk meningkatkan kekuatan dan mencari pengalaman. Pikirannya itu tidak disetujui tiga bersaudara I Wan, I Win dan I Wen. Tetapi Ajbentol tetap memaksa, dan akhirnya Ajbentol diizinkan untuk meninggalkan pulau.
Baru sekali ia meninggalkan pulau. Ia sangat sedih untuk meninggalkan pulau. Ketika ia mulai melangkah untuk meninggalkan pulau, tiba-tiba tanah terbelah menjadi dua bagian. Pulau Soren yang besar itu terbelah menjadi dua, yang satu besar dan yang satu kecil. Maka pulau yang besar disebut Soren Besar dan pulau yang kecil disebut Soren Kecil. Lalu I Wan berkata, ”Ini adalah tanda sedihnya pulau Soren yang kehilangan pahlawan besar”. Lalu dengan sedihnya Ajbentol mulai melangkahkan kakinya meninggalkan pulau.


Kisah ndaray : Ajbentol (wallpaper)

Wednesday, April 23, 2008